Skip to main content
Banawa Maiyah

follow us

Like Facebook | Follow Instagram

SURAT KEPADA KANJENG NABI

 
'Aids No! Free Sex Yes'

 Ketika tulisan ini Anda baca, saya tidak tahu apakah situasi di Dolly--"supermarket industri daging satu ons" itu ---sudah kembali normal. Maksud saya, apakah degradasi pasar sudah terlalui, para pelanggan sudah mulai memiliki keberanian untuk menghina Tuhan kembali, sehingga dengan demikian para prostitusi alias pelacur atawa wanita tuna susila telah habis hari-hari cutinya.

Sebentar dulu. Apakah sebaiknya kita biasakan memakai juga istilah LTS (Lelaki Tuna Susila)? Ataukah kita teruskan anggapan bahwa kaum lelaki yang ngetap oli (Dollu = Dodolan barang sing digawe ngetap oli) adalah justru manusia susila---umpamanya karena mereka datang untuk menyampaikan uang, menyalurkan rezeki bagi orang lain, sambil meningkatkan devisa negara?

***

AIDS makin menyebar ke pelosok-pelosok bumi. Rock Hudson, Freddy Mercury, bersama ratusan ribu manusia ambang abad ke-21, menjadi korban era awal dari "menyebarnya kuman-kuman tak teratasi di istana Fir'aun". Dan "kamar mandi Fir'aun itu kini telah meluber sampai ke Denpasar dan Dolly Surabaya. Kiai Yasin Hasan Adullah dari Pasuruan membuat parodi: "Dengarkanlah Menparpostel, kita harus mengucapkan Ahlan wa sahlan kepada Belanda yang datang membawa AIDS...."

Vokalis Queen itu menghimbau sehari sebelum kematiannya: "Kini hendaknya Anda bergabung bersama saya, bersama dokter-dokter saya, dan semua orang untuk bekerja sama berjuang melawan penyakit terkutuk itu..."---didahului oleh berbagai yayasan dan gerakan-gerakan, yang anatara lain dipelopori oleh Elizabeth Taylor, yang juga melakukan perjuangan yang sama. Pangsa pasar melejit, anak-anak sekolah di Amerika Serikat masing-masing diberi jatah "plembunngan". Pun di Indonesia; ribuan kondom disebar khusus mengantisipasi globalisasi AIDS.

Mereka mengutuk AIDS. Mereka memerangi AIDS. Tetapi tidak dan bukan prostitusi, tidak dan bukan seks bebas, tidak dan bukan sodomi,tidak dan bukan anal sex. Mereka mau api, tapi menolak terbakar. Sikap budaya modern berteriak: "Silahkan melacur, silahkan berseks bebas, silahkan bersodomi, silahkan melakukan penyelewengan-penyelewengan seks dalam bentuk dan pada level apa pun---tetapi hindarkan AIDS!" Berbagai jenis kreativitas manusia supramodern yang merupakan sumber AIDS itu memiliki landasan untuk tetap diperhatikan, untuk tidak diperangi. Landasan itu bernama dan berbunyi demokrasi. Demi demokrasi, demi kebebasan individu, demi kemerdekaan yang "tidak mengerti bagaimana menemukan cahaya", umat manusia boleh bunuh diri, mendadak atau perlahan-lahan.

***

Betapa lucunya manusia. Kita hanya mengejar yang enak, bukan yang baik. Itulah bentuk egosentrisme kemanusiaan kontemporer yang insya Allah akan menghancurkan dirinya sendiri. 

Likulli da'in dawa'. Setiap penyakit ada obatnya. Tapi berapa tahun lagikah para dokter canggih di muka bumi ini menjamin bahwa penangkal AIDS akan ditemukan?

Di puncak setiap permasalahan, di ujung setiap chaos dan problem--pada bidang apapun dalam kehidupan--manusia selalu yakin bahwa manusia akan selalu memiliki daya resistensi dan kreativitas untuk pada akhirnya menemukan jalan keluar. Marilah kita tunggu bagaimana kehebatan manusia dan kemurahan Tuhan kelak membebaskan umat manusia dari AIDS. Marilah kita tunggu betapa gagahnya Amerika menghancurkan Irak serta negara manapun yang tidak subirdinatif terhadapnya, dan kira-kira betapa gagahnya pula mereka akan menghancurkan AIDS. Marilah kiota tunggu bagaimana pembangunan Indonesia mengatasi ironi AIDS, justru ketika sedang sibuk-sibuknya menjual potensi kepariwisataan apa saja dalam proyek VIY '91 untuk meningkatkan devisa negara, di samping "menyerap darah rakyat" melalui SDSB.

Marilah kita tunggu bagaimana sofistikasi ilmu dan teknologi kira-kira para Fir'aun modern melayani "subversi-subversi antisihir yang datang dari langit"-nya AIDS itu!---sebelum akhirnya Musa merintis suatu perubahan besar-besaran.

***

Peradaban seks bebas adalah pengkhianatan terhadap manajemen Allah atas alam. Sodomi adalah penyelewengan maqam dalam tradisi-tradisi yang diskenario Tuhan. Pelacuran adalah kekafiran yang akhirnya dinikmati sebagai kefukuran.

Kita semua tahu mengkhianati itu, penyelewangan dan kefukuran itu, tak hanya terjadi di bidang seks. Dan AIDS, penyakit yang sampai hari ini harus disebut tak tersembuhkan itu, hanyalah salah satu jenis di antara berjeni-jenis penyakit kemanusiaan dan sejarah yang juga "tak tersembuhkan".

Pernahkah engkau berjumpa dengan AIDS nonbiologis? Pernahkah engkau menyaksikan AIDS pada level kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, praktik hukum---atau tidak pada bidangnya, melainkan pada struktur dan sistemnya?

(halaman 25-27)

Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penerbit : Mizan
Cetakan I November 1996
Dipublikasikan : Banawa Maiyah

You Might Also Like:

Buka Komentar