Permaisurimu: Allah, Muhammad, atau Dunia?
Akan tetapi, sebagaimana pertanyaan "Jika engkau sibuk dengan kegiatan sosial tidaklah itu berarti penindasan bagi istri dan keluargamu?" Atau pertanyaan seperti, "Jika engkau mencintai Allah, berarti menomorduakan Muhammad. Dan jika engkau mengutamakan Muhammad itu sama saja dengan tidak mengutamakan Allah?"
Allah menciptakan rumus cinta, yang dalam perikehidupan maiyah kita disebut Cinta Segi Tiga. Kalau engkau ingin benar-benar dicintai oleh Allah, cintailah Muhammad. "Innalloha wa malaikatahu yushalluna, 'alannbiy, ya ayyuhalladzina amanu. Shollu 'alaihi wa sallimu taslima..."
Engkau mencitai Allah bersama Muhammad. Engkau mencintai Muhammad bersama dan di dalam Allah. Mencintai Muhammad antara lain dengan cara meletakkannya di posisi yang Allah kehendaki: jangan Tuhankan Muhammad. Engkau mencintai uang, harta, benda, jabatan, dan segala isi dunia dengan memosisikan dunia itu pada titik dan level yang Allah kehendaki.
Engkau tidak antidunia. Tidak antimateri. Tidak menolak uang dan harta benda. Engkau meletakkan dunia pada tempatnya: di dalam jiwamu, konsep hidupmu, skala manajemenmu. Engkau berjalan berdasarkan panduan Allah, bagaimana mengarahkan kaki dan meraihkan tangan ke dunia. Maka, memperjuangkan perolehan uang dan seluruh isi dunia dalam jalan kepatuhan panduan-Nya adalah salah satu bentuk penduan cintamu kepada Allah dan Muhammad.
Jika engkau membenci dunia berarti engkau tak mencintai Allah. Dunia ini diciptakan Allah justru karena dimandatkan kepadamu untuk mengelolanya. Bagaimana mungkin engkau mengelola sesuatu yang kau benci? Cinta Allah bukan memunggungi dunia, tetapi menghadapinya, melayaninya, mengelolalnya, menaklukannya agar tidak diperbudak oleh nafsumu, tetapi engkau kendalikan dengan iman dan cintamu.
Zuhud bukan anti dan benci dunia. Zuhud adalah kesanggupan mencintai Allah sebagai pekerjaan utama, sebagai istri pertama, sebagai permaisuri, ketika engkau menerima tantangan dunia ini untuk engkau daya gunakan menjadi manfaat bagi seluruh penghuni alam semesta. Rahmatan lil 'alamin.
Engkau tidak bisa meninggalkan dunia demi cintaimu kepada Allah, karena tak ada tempat bagi jasadmu selain dunia ini. Allah yang akan menentukan dan memiliki hak mutlak untuk mengambil keputusan, kapan engkau akan dipisahkan dari dunia, yakni dipisahkan dari jasadmu sendiri, menuju kesucian dan kesejatian diri bersama-Nya dan Muhammad, kekasih-Nya.
(halaman 75-77)
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penerbit : Bentang
Cetakan Pertama 2015
Dipublikasikan : Banawa Maiyah