Skip to main content
Banawa Maiyah

follow us

Like Facebook | Follow Instagram

SAAT-SAAT TERAKHIR BERSAMA SOEHARTO 2,5 Jam di Istana

 
KULTUS & KEMUNGKARAN

Bagi Anda yang selama ini mengkultuskan Pak Harto, yang menganggap bahwa Pak Harto adalah segala-galana, sehingga kepada para Nabi dan Rasul--sekarang semakin jelas bahwa itu sikap yang salah.

Bahkan Rasulullah Muhammad saw. pun dengan tegas melarang siapapun mengkultuskan dirinya. Sebab beliaupun bukan segala-galanya. Rasulullah bukan pencipta agama Islam, sebagaimana dunia Barat berabad-abad menyalah-pahamina sebagai the founding father of Islam--sehingga Islam disebut Muhammadanisme.

Muhammad yang Rasulullah bukan pihak yang disembah oleh orang Islam. Apalagi sekedar seorang presiden atau gubernur. Muhammad hanya wasilah hana penyampai dan perantara. Adapun ghoyah kita semua, asal usul dan tujuan akhir kita semua, adalah Allah swt.

Alangkah bodohnya orang yang mengkultuskan Pak Harto. Lha wong Pak Harto itu seratus persen hanya manusia biasa. Tidak ma'shum (dijaga kelakuan secara mutlak oleh Allah) seperti nabi atau mahfudh (akhlaknya dirawat secara relatif oleh-Nya) seperti wali. Yang memilihnya menjadi presiden pun resminya adalah rakyat sendiri. Jadi kalau orang mengkultuskan apa yang ia angkat sendiri atau ia ciptakan sendiri, maka hakekatnya sama dengan menyembah berhala.

So, bersikap jujur dan obyektiflah kepada Pak Harto. Lakukan kritik dan ishlah kepadanya. Kalau menjumpainya melakukan kemungkaran, ungkapkanlah dan ingatkanlah, langsung maupun tak langsung. Sebab menurut hukum agama, kalau kita menyaksikan kemunkaran lantas diam saja, maka kita bagian dari kemunkaran itu.

Kalau umpamanya engkau berpendapat dan menilai bahwa Pak Harto perlu melakukan taubah nasuha agar memperoleh khusnul khatimah: ungkapkanlah. Qulil Haqqa walau kana murran....[]

Yogyakarta 16/10/1997
(halaman 131-132)

Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penerbit : Zaitun
Cetakan ke-2 Juli 1998
Dipublikasikan : Banawa Maiyah

You Might Also Like:

Buka Komentar